Soal Vaksin Palsu, Warga Diminta Tetap Tenang
KUNINGAN – Keresahan warga atas merebaknya isu peredaran vaksin palsu direspons wakil rakyat. Masyarakat diminta tenang, tidak perlu resah.
Lantaran sampai hari ini peredaran vaksin palsu di Kuningan belum terdeteksi. Kalaupun ada, berdasarkan pernyataan Depkes RI, kandungan vaksin palsu tidak terdapat zat berbahaya.
Ketua Komisi IV DPRD Tresnadi menegaskan, selama ini distribusi vaksin bersumber dari dinkes yakni gudang farmasi. Baik itu untuk rumah sakit pemerintah maupun puskesmas.
“Cuma yang belum terdeteksi itu rumah sakit swasta, poliklinik, bidan. Itu sedang ditelusuri lebih jauh. Termasuk apotek,” sebut politisi asal PDIP itu.
Menurut Tresnadi, berdasarkan keterangan Depkes RI, dalam kandungan vaksin palsu tidak terdapat zat beracun atau berbahaya. Dikatakan palsu karena vaksin tidak dapat meningkatkan kekebalan tubuh sesuai tujuannya.
“Justru biasanya vaksin yang asli itu mengakibatkan terjadinya demam dalam waktu tertentu. Kalau vaksin palsu tidak berefek apa-apa. Hanya saja, tidak berfungsi dalam memberikan kekebalan tubuh,” jelasnya.
Sebenarnya yang asli, kata Tresnadi, akan bernilai sama dengan vaksin palsu, jika cara penyimpanannya tidak benar. Vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dan tidak boleh terkena terik matahari secara langsung.
Untuk itu, pihaknya akan meminta dinkes untuk meneliti lebih jauh terhadap masalah ini. Terutama pada fasilitas pemerintah.
Di samping meneliti apakah ada vaksin palsu, perlu diteliti pula bagaimana cara penyimpanannya. Komisi IV berencana untuk keliling langsung dengan dinkes untuk menelitinya.
“Kalau rumah sakit pastilah punya generator, kalau terjadi listrik padam untuk alat pendingin. Nah, kalau puskesmas enggak tahu apakah sudah punya atau belum. Apakah distribusinya ketika hendak digunakan saja atau seperti apa. Nanti bisa diinventarisasi dari 37 puskesmas itu,” paparnya. (ded)
Lantaran sampai hari ini peredaran vaksin palsu di Kuningan belum terdeteksi. Kalaupun ada, berdasarkan pernyataan Depkes RI, kandungan vaksin palsu tidak terdapat zat berbahaya.
Ketua Komisi IV DPRD Tresnadi menegaskan, selama ini distribusi vaksin bersumber dari dinkes yakni gudang farmasi. Baik itu untuk rumah sakit pemerintah maupun puskesmas.
“Cuma yang belum terdeteksi itu rumah sakit swasta, poliklinik, bidan. Itu sedang ditelusuri lebih jauh. Termasuk apotek,” sebut politisi asal PDIP itu.
Menurut Tresnadi, berdasarkan keterangan Depkes RI, dalam kandungan vaksin palsu tidak terdapat zat beracun atau berbahaya. Dikatakan palsu karena vaksin tidak dapat meningkatkan kekebalan tubuh sesuai tujuannya.
“Justru biasanya vaksin yang asli itu mengakibatkan terjadinya demam dalam waktu tertentu. Kalau vaksin palsu tidak berefek apa-apa. Hanya saja, tidak berfungsi dalam memberikan kekebalan tubuh,” jelasnya.
Sebenarnya yang asli, kata Tresnadi, akan bernilai sama dengan vaksin palsu, jika cara penyimpanannya tidak benar. Vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dan tidak boleh terkena terik matahari secara langsung.
Untuk itu, pihaknya akan meminta dinkes untuk meneliti lebih jauh terhadap masalah ini. Terutama pada fasilitas pemerintah.
Di samping meneliti apakah ada vaksin palsu, perlu diteliti pula bagaimana cara penyimpanannya. Komisi IV berencana untuk keliling langsung dengan dinkes untuk menelitinya.
“Kalau rumah sakit pastilah punya generator, kalau terjadi listrik padam untuk alat pendingin. Nah, kalau puskesmas enggak tahu apakah sudah punya atau belum. Apakah distribusinya ketika hendak digunakan saja atau seperti apa. Nanti bisa diinventarisasi dari 37 puskesmas itu,” paparnya. (ded)
0 komentar:
Post a Comment