Jika sebelumnya, Sumedang punya ikon Tugu Endog di Taman Endog yang berada di tengah-tengah kota Sumedan. Kini, Sumedang bakal punya ikon baru yakni Tugu Mahkota Binokasih. Replika mahkota kebanggaan urang Sumedang sekaligus urang Sunda tersebut, ditargetkan akan rampung pada pertengahan Mei 2016 ini. Tugu Mahkota Binokasih tersebut berlokasi di tengah Bundaran Polres di wilayah Kecamatan Sumedang Selatan. Ini akan menjadi etalase dimana saat pengunjung masuk ke pusat kota Sumedang lebih awal akan melihat tugu ini.
Destinasi Wisata
Tugu ikon Kabupaten Sumedang dikerjakan oleh CV Jaya Berkah Abadi (JBA) dengan sumber anggaran dari dana CSR Bank BJB. Adapun total nilai dana pembangunan mencapai Rp 1,1 miliar. di atas tugu Bundaran Polres. Dengan diameter 15 meter dan tinggi sekitar 12 meter, tugu ini akan menjadi ciri khas Sumedang. Di sekitar tugu pun akan dihiasi air mancur dan taman yang indah dan malam hari akan dihiasi lampu sinar laser.
Patung Mahkota Binokasih sengaja dipasang di puncak tugu, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Berdasarkan sejarahnya, mahkota tersebut peninggalan Kerajaan Pajajaran yang diserahkan kepada Raja Sumedang Larang, Prabu Geusan Ulun. Replika mahkota tersebut diperbesar menjadi 2 meter.
Pembangunan tugu tersebut, akan dibuat indah, kokoh, bahkan akan lebih menguatkan nilai filosofi sebagai lambang dan ikon Kabupaten Sumedang. Dalam pembangunannya, Bundaran Polres diperluas dengan membongkar salah satu bangunan kantor Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman (Ciptarumkim) yang berada di samping kawasan Bundaran Polres. Lahan bekas bangunan itu digunakan untuk lahan parkir kendaraan para pengunjung, termasuk sejumlah kios kuliner.
Bangunan kantor Ciptarumkim satu lagi yang ada di belakangnya akan difungsikan untuk galeri berbagai cinderamata dan suvenir khas Sumedang. Sementara bangunan Ciptarumkim yang dibongkar dan dialihfungsikan di kawasan Bundaran Polres, akan dibangun lagi dan disatuatapkan dengan kantor induk Ciptarumkim di Jalan Parigi Lama.
Proses pembangunan Bundaran Polres, baru menyelesaikan pembangunan jalan di sekitar Bundaran Polres yang mempertemukan dua ruas jalan negara dan jalan kabupaten akhir tahun 2015 lalu. Dua ruas jalan negara, yakni Jalan Pangeran Kornel dan Pangeran Sugih yang berada di Jalan Raya Bandung-Cirebon.
Sementara dua ruas jalan kabupaten, yakni Jalan Prabu Geusan Ulun dan Jalan Cut Nyak Dhien. Setelah selesai membangun jalan dengan berbagai sarana penunjangnya, pertengahan Februari 2016 telah dilanjutkan dengan membangun tugu Mahkota Binokasih.
Penataan Alun-Alun Sumedang
Proses pembangunan Bundaran Polres, baru menyelesaikan pembangunan jalan di sekitar Bundaran Polres yang mempertemukan dua ruas jalan negara dan jalan kabupaten akhir tahun 2015 lalu. Dua ruas jalan negara, yakni Jalan Pangeran Kornel dan Pangeran Sugih yang berada di Jalan Raya Bandung-Cirebon.
Sementara dua ruas jalan kabupaten, yakni Jalan Prabu Geusan Ulun dan Jalan Cut Nyak Dhien. Setelah selesai membangun jalan dengan berbagai sarana penunjangnya, pertengahan Februari 2016 telah dilanjutkan dengan membangun tugu Mahkota Binokasih.
Penataan Alun-Alun Sumedang
Setelah pembangunan Bundaran Polres semuanya selesai, akan dilanjutkan pada penataan Alun-alun Sumedang. Alun-alun Sumedang akan didesain menjadi area publik. Prosesnya, saat ini Ciptarumkim sedang membuat DED (detail engineering design) yang melibatkan konsultan profesional dan berpengalaman.
Sementara, pembangunan tugu patung Mahkota Binokasih tak sekadar memfokuskan keindahan dengan berbagai ornamennya. Tugu ini menonjolkan dan menguatkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam patung mahkota tersebut. Binokasih sendiri adalah mahkota kerajaan Sumedang yang didapat dari kerajaan Pajajaran dan merupakan simbol penyerahan saat itu. Prabu Geusan Ulun yang menerima mahkota yang diantar oleh empat Kandaga Lante kerajaan Pajajaran.
Meski sebelumnya sempat terjadi polemik dengan Ciamis yang mengklaim bahwa Mahkota Binokasih salah satu benda pusaka peninggalan Kerajaan Galuh yang dipinjamkan ke Kerajaan Sumedang Larang, kini Ciamis sudah mengakui mahkota tersebut milik Kabupaten Sumedang. Mahkota tersebut kini biasa disimpan di Museum Prabu Geusan Ulun yang dikelola Yayasan Pangeran Sumedang (YPS). Mahkota tersebut kadang sekali-kali dikeluarkan dalam kegiatan upacara adat, seperti pernikahan keturunan kerajaan Sumedang Larang.
0 komentar:
Post a Comment