Purwakarta bukan hanya menarik dari sisi destinawi wisata maupun kulinernya. Purwakarta pun menyimpan potensi wisata sejarah, yakni gedung-gedung nan unik dan megah yang merupakan warisan zaman kolonial. Salah satunya Gedung Karesidenan di Jln. K.K. Singawinata, Kampus Ceplak, Desa Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta.
Kisah pembangunan ini diawali pada masa pemerintahan Bupati Sastra Adiningrat I (1854). Dulu, Purwakarta merupakan ibu kota Keresidenan Karawang. Namun, karesidenan Karawang sendiri tetap berkedudukan di Karawang. Hal tersebut karena di Purwakarta belum dibangun gedung keresidenan dan belum ada sarana transportasi yang memadai. Akhirnya seiring dibangunnya jalur kereta api Batavia - Padalarang, Gedung Karesidenan di Purwakarta pun dibangun. Gedung keresidenan di Purwakarta mungkin dibangun sekitar tahun 1902.
Akhirnya, residen Karawang pun pindah dari Karawang ke Purwakarta. Sementara pada masa pendudukan Jepang, Gedung Karesidenan pernah digunakan sebagai Honbu Kenpeitai (Markas Polisi) Jepang Gedung Karesidenan ini berada di areal yang cukup luas.
Kisah pembangunan ini diawali pada masa pemerintahan Bupati Sastra Adiningrat I (1854). Dulu, Purwakarta merupakan ibu kota Keresidenan Karawang. Namun, karesidenan Karawang sendiri tetap berkedudukan di Karawang. Hal tersebut karena di Purwakarta belum dibangun gedung keresidenan dan belum ada sarana transportasi yang memadai. Akhirnya seiring dibangunnya jalur kereta api Batavia - Padalarang, Gedung Karesidenan di Purwakarta pun dibangun. Gedung keresidenan di Purwakarta mungkin dibangun sekitar tahun 1902.
Akhirnya, residen Karawang pun pindah dari Karawang ke Purwakarta. Sementara pada masa pendudukan Jepang, Gedung Karesidenan pernah digunakan sebagai Honbu Kenpeitai (Markas Polisi) Jepang Gedung Karesidenan ini berada di areal yang cukup luas.
Berikut ini profil gedung Karesidenan Purwakarta:
1. Taman yang Luas
Bangunan utama berada di tengah halaman. Di depan bangunan utama terdapat taman yang luas. Demikian juga di samping kiri dan kanan.
2. Berlanggam Indische Empire Stijl
Arsitektur gedung utama berlanggam Indische Empire Stijl. Bentuk dan gaya bangunan itu mirip dengan Gedung Pakuan di Bandung. Lantai bangunan ditinggikan sekitar 0,5 m dari halaman. Untuk memasuki bangunan utama terdapat dua jalan berupa tangga yang terdapat di bagian tengah. Ruangan yang berada paling depan merupakan serambi terbuka beratap seperti kanopi dari bahan seng.
3. Tiang Penyangga Segi Delapan
Tiang penyangga atap serambi berbentuk segi delapan dengan gaya khas kolonial dari bahan kayu. Pembatas serambi depan bagian bawah merupakan semacam pagar kayu bermotif trawangan.
4. Serambi Bangunan
Pada bagian serambi depan ini terdapat dua kamar yang berada di ujung kanan dan kiri. Pintu masuk kamar berhadap-hadapan pada sisi dalam. Jendela kamar berdaun ganda. Daun jendela bagian luar merupakan jendela kayu disusun bersap-sap (jalusi) dan bagian dalam jendela kaca. Serambi dan ruang dalam dihubungkan oleh pintu depan yang bentuknya seperti pintu kamar.
5. Atap Bangunan
Atap bangunan utama dari bahan genteng berbentuk persegi. Antara atap bangunan utama dan atap serambi terdapat lubang ventilasi yang ditutup dengan ukiran kayu trawangan bermotif bintang atau bunga bersudut. Hiasan seperti ini juga terdapat pada bagian samping.
6. Paviliun
Di kanan dan kiri bangunan utama terdapat bangunan semacam paviliun beratap rumah kampung memanjang ke belakang. Antara pavilun dan bangunan induk dihubungkan melalui koridor terbuka (doorloop).
Kini, Gedung Karesidenan difungsikan untuk kantor Badan Koordinasi Wilayah Purwakarta.
0 komentar:
Post a Comment