Beralamat di Jln. Otto Iskandardinata No.1, Bandung gedung heritage berwarna putih ini berdiri megah dan terlihat dari jalan ke arah pintu masuk Stasiun Bandung (Jln. Kebon Kawung). Gedung ini terletak di sebelah timur Stasiun Bandung dan sebelah barat Balai Kota Bandung. Kini, bangunan peninggalan zaman Belanda ini menjadi Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat. Pada zaman Belanda, gedung berhalaman luas ini digunakan sebagai kediaman resmi Residen Priangan.
Bagi yang ingin menyaksikan gedung putih ini hanya bisa dari balik pagar yang jelas terlihat bagian depan Gedung Pakuan yang luas dan diisi furnitur serba kayu mempercantik suasana. Di dalam rumah mewah ini terdapat taman burung, musholla, lapangan tenis, dan air mancur. Selain itu, terdapat pula pohon palem botol yang bernama latin Hyophorbe legenicaulis. Sangkar burung raksasa juga melengkapi keindahan rumah mewah ini. Juga terdapat taman dan air mancur di salah satu sudut halaman.
Rumah Dinas Residen Priangan
Gedung yang berdiri tepat di sebelah Jln. Cicendo ini didirikan atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud. Ini berhubungna dengna rencana pemindahan ibukota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung. Pemindahan ibu kota Priangan sendiri baru bisa dilaksanakan pada 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Kota Cianjur. Gedung Pakuan kemudian didirikan pada tahun tersebut dan rampung pada tahun 1867.
Dalam buku Wajah Bandoeng Temp Doeloe karya Kuncen Bandung, Haryoto Kunto, pembangunan gedung ini dibantu oleh RA Wiranatakusumah (Bupati Bandung VIII) yang melibatkan anggota Zeni Militer Belanda. Penduduk Bandung pun ikut serta dilibiatkan yakni penduduk dari Babakan Bogor (Kebon Kawung) dan Balubur Hilir. Atas jasa tersebut, penduduk yang terlibat dalam pembangunan tersebut dibebaskan dari pajak sehingga kampung itu kemudian disebut Kampung Merdeka Lio. Pembangunan Gedung Negara Pakuan ini dilakukan dengan perbandingan 3:2 untuk semen dan pasir. Kemudian, bata merah, dan ratusan besi.
Indische Empire Stijl adalah langgam arsitektur yang dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken alias Dinas Pekerjaan Umum zaman kolonial Belanda.. Sang arsitek dikenal juga perancang bangunan Sakola Raja yang saat ini menjadi Kantor Polwiltabes Bandung pada tahun 1866.
Dikunjungi Tokoh-Tokoh Dunia
Kini, bangunan kediaman resmi Gubernur Jawa Barat ini kerap dijadikan untuk menerima tamu penting internasional. Tercatat nama-nama kepala negara dan tokoh internasional yang pernah berkunjung ke Gedung Pakuan, di antarana: Raja Siam Somdet Phra Paramendr Maha Chulalonkorn (1901), Charlie Chaplin dan Mary Picford (1927), hingga Sri Ratu Belanda Juliana beserta Pangeran Bernhard (1971).
Saat helatan Konferensi Asia Afrika berlangsung di kota Bandung pada tahun 1955, sejumlah tokoh, pimpinan negara-negara Asia Afrika singgah untuk beristirahat di Gedung Pakuan. Pada peringatan KAA April 2015 lalu, Rumah dinas Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini pun menjadi tempat jamuan makan siang para kepala negara undangan Konferensi Asia Afrika (KAA).
Dikunjungi Tokoh-Tokoh Dunia
Kini, bangunan kediaman resmi Gubernur Jawa Barat ini kerap dijadikan untuk menerima tamu penting internasional. Tercatat nama-nama kepala negara dan tokoh internasional yang pernah berkunjung ke Gedung Pakuan, di antarana: Raja Siam Somdet Phra Paramendr Maha Chulalonkorn (1901), Charlie Chaplin dan Mary Picford (1927), hingga Sri Ratu Belanda Juliana beserta Pangeran Bernhard (1971).
Saat helatan Konferensi Asia Afrika berlangsung di kota Bandung pada tahun 1955, sejumlah tokoh, pimpinan negara-negara Asia Afrika singgah untuk beristirahat di Gedung Pakuan. Pada peringatan KAA April 2015 lalu, Rumah dinas Gubernur Jabar Ahmad Heryawan ini pun menjadi tempat jamuan makan siang para kepala negara undangan Konferensi Asia Afrika (KAA).
0 komentar:
Post a Comment