Setelah sempat adem selama beberapa bulan, situsasi di Desa
Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung, kembali bergejolak. Bahkan, warga
Luragunglandeuh akan melakukan perlawanan terhadap rencana pembukaan
penambangan pasir di desa tersebut dengan cara turun ke jalan.
Beberapa bulan sebelumnya, warga setempat sempat menggelar aksi
penolakan yang berimbas dengan dilakukannya pertemuan di balai desa yang
difasilitasi pihak Pemerintah Kecamatan Luragung. Meski sudah ada
pertemuan, rupanya tidak dilanjutkan ke arah rekonsialisasi antara warga
yang menolak dengan mereka yang mendukung.
Dari informasi yang diterima Radar, aksi unjuk rasa yang
melibatkan ribuan massa ini digelar hari Senin mendatang (9/10).
Koordinator pengunjuk rasa mengaku sudah menempuh prosedur untuk
menggelar aksi dengan cara mengiriman surat pemberitahuan kepada Polres
Kuningan. Rencananya, rute yang ditempuh peserta aksi yakni dari
lapangan sepak bola Ibrahim Ajie menuju balai desa setempat yang
berjarak sekitar satu kilometeran. “Warga yang menolak penambangan pasir
ini akan melakukan longmarch atau jalan kaki dari lapangan hingga Balai Desa Luragunglandeuh,” tegas koordinator aksi, Aji kepada Radar.
Aji didampingi sejumlah rekannya menegaskan, aksi ini terpaksa
dilakukan lantaran pihak Pemdes Luragunglandeuh sampai saat ini belum
melakukan langkah-langkah seperti yang disepakati dalam pertemuan
terdahulu. Malah, dia menduga, ada upaya memengaruhi warga yang
sebelumnya menolak agar mendukung pembukaan penambangan pasir di Blok
Pahing.
“Ini yang membuat kami kembali bersatu untuk menolak penambangan
pasir. Sebab, setelah pertemuan dulu, hingga kini pihak desa sama sekali
tidak merangkul warga yang menolak. Padahal dalam pertemuan dulu, pihak
desa setuju untuk rekonsialisasi,” tandas dia.
Karena itu, Aji bersama warga yang keukeuh menolak
penambangan pasir kembali berkumpul untuk melakukan aksi secara
bersama-sama. Dia mengajak warga untuk turun ke jalan, menolak
penambangan yang dampaknya akan dialami oleh masyarakat sekitar. “Kami
terpaksa melakukan aksi turun ke jalan lantaran dipicu oleh adanya upaya
memengaruhi warga oleh pihak lain. Seandainya yang dilakukan adalah
upaya menuju rekonsialisasi seperti yang termaktub dalam pertemuan
dahulu, mungkin kami juga tidak akan menggelar aksi,” katanya.
Aksi yang akan dilakukan hari Senin mendatang ini, lanjut Aji,
sifatnya damai. Pihaknya sama sekali tidak ingin ada peserta unjuk rasa
anarkis, yang justru nantinya akan merugikan perjuangan mereka. Dalam
aksi nanti, pihaknya mengusung tagline, Aksi Damai Bela Luragung. “Kami sudah mendapat konfirmasi, lebih dari seribu warga yang akan turun dalam Aksi Damai Bela Luragung
ini. Bukan hanya dari Luragung saja yang akan ikut aksi hari Senin
nanti, melainkan juga dari desa tetangga seperti Dukuhmaja dan warga
yang tinggal di Perum Dukuhmaja. Kebetulan kedua lokasi tersebut dekat
dengan area yang akan ditambang pasirnya,” sebut Aji.
Menurut Aji, hari ini mungkin masyarakat belum merasakan, belum
melihat dengan mata kepala sendiri apa yang akan terjadi apabila galian
pasir di desanya beroperasi. Sebagai contoh, masyarakat bisa melihat apa
yang terjadi di Desa Gunungkarung, Bunder, Cikeusik, Cidahu, Legok,
Cibulan, Datar dan lainnya.
“Mengingat begitu banyak dampak negatif dari galian pasir tersebut,
kami mengajak kepada seluruh masyarakat, khususnya Desa Luragunglandeuh,
para pecinta alam, serta penggiat lingkungan untuk bersama-sama
melakukan Aksi Damai Bela Luragung. Titik kumpul di Stadion Ibrahim Ajie, kemudian longmarch (pawai) menuju Kantor Balai Desa Luragunglandeuh,” pungkasnya. (ags)
LINK SUMBER
0 komentar:
Post a Comment