Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Komodo di Nusa tenggara Timur? Pulau cantik yang menjadi habitat komodo ini memang sudah dikenal luas hingga ke mancanegara dan merupakan salah satu dari tujuh keajaiban alam warisan dunia versi New7Wonders. Namun, pernahkah Anda mendengar nama Pulau Biawak di Indramayu, Jawa Barat? Barangkali pulau ini tidak setenar "koleganya" dari Nusa Tenggara Timur, namun soal keindahan, Pulau Biawak sangat layak dan potensial untuk dijadikan salah satu destinasi wisata andalan Jawa Barat.
Pulau Biawak merupakan salah satu dari gugusan pulau yang membentuk kepulauan Biawak. Pulau lainnya adalah Pulau Candikian dan Pulau Gosong. Kepulauan ini terletak sekitar 40 kilometer dari daratan utama Pulau Jawa dan secara administratif masuk ke dalam bagian Desa Pabean Ilir, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Nama Pulau Biawak disematkan karena di pulau ini memang terdapat banyak biawak. Reptil yang bernama ilmiah Varanus salvator ini memang spesies yang dikenal banyak terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Berbeda dengan "sepupunya", Varanus komodoensis yang menghuni Pulau Komodo dan memiliki ukuran lebih besar. Selain bernama Pulau Biawak, pulau ini pun memiliki nama lain, yaitu Pulau Rakit, Pulau Menyawak, dan Pulau Bompys.
Pesona lain dari pulau seluas 120 hektare ini adalah panorama alamnya yang masih belum terjamah sehingga keindahannya sangat alami dan "perawan" dengan hutan mangrove yang menjadi benteng alami kepulauan ini. Hamparan pasir putih terhampar di sepanjang pantainya, disapu lembut oleh air laut pantai utara yang bening dan tenang, dan angin yang tenang menelisik dedaunan pohon nyiur membuat kedamaian seakan satu-satunya milik kepulauan ini.
Seolah tidak puas menyajikan kecantikan di darat, di bawah air pun Pulau Biawak memiliki terumbu karang yang hidup dan masih utuh, dihiasi ikan-ikan warna-warni yang "menari-nari" ke sana kemari. Karena itu, tak heran kalau wisatawan selalu tergoda untuk melakukan snorkeling dan diving untuk melihat dari dekat keindahan bawah air Pulau Biawak.
Selain Pulau Biawak, dua pulau lainnya --Pulau Gosong dan Candikian-- di kepulauan ini memiliki pesona yang tak jauh berbeda. Namun untuk Pulau Gosong sebenarnya agak patut disayangkan karena kini hanya berupa atol dan terumbu karangnya pernah mengalami kerusakan. Hal itu terjadi karena di tahun 1980-an, pulau ini dikeruk untuk membangun Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Exor I. Meski demikian, terumbu karangnya kini sudah mulai tumbuh kembali dan dipastikan akan pulih kembali bila dipelihara dan dijaga.
Di pulau ini terdapat mercusuar yang sudah berdiri sejak masa penjajahan Belanda. Kaum kolonial membangun mercusuar tersebut untuk mencegah kapal-kapal yang lewat kandas saat melewati gugusan Kepulauan biawak. Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik dan menjadi salah satu objek wisata menarik lainnya bagi para wisatawan.
Rute ke Pulau Biawak
Menuju ke Pulau biawak saat ini sudah relatif lebih mudah karena banyak operator travel yang menawarkan paket wisata ke kepulauan ini, sehingga Anda tidak perlu kerepotan memikirkan transportasi apa saja yang akan dipilih saat berwisata ke Pulau Biawak dan sekitarnya. Range harga yang ditawarkan operator-operator tersebut sekitar Rp 500.000 per orang, belum termasuk biaya tambahan pribadi untuk menyewa peralatan wisata selama berada di Pulau Biawak.
Sementara bila Anda hendak mengunjungi kepulauan ini seperti kaum backpacker, Anda bisa naik bus atau kereta dari kota asal yang menuju atau melewati Indramayu. Misalnya dari Jakarta, Anda bisa berangkat dari Terminal Pulogadung dengan menumpang bus Madona rute Jakarta-Cirebon lewat Indramayu, atau bus Bhineka rute Jakarta-Indramayu, dengan tarif sekitar Rp 40.000-Rp 60.000.
Sementara bila dari Bandung, Anda bisa naik bus jurusan Bandung-Indramayu dari Terminal Cicaheum dengan tarif sekitar Rp 50.000-Rp 65.000. Dari Kota Indramayu, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan naik angkot ke Pelabuhan Karangasong Indramayu. Lalu, dilanjutkan dengan naik kapal penyeberangan ke Pulau Biawak.
Satu hal yang harus Anda perhatikan saat akan berwisata ke Kepulauan Biawak adalah membawa keperluan dan perbekalan seperti makanan dan obat-obatan secukupnya karena di kepulauan ini Anda akan susah untuk menemui tempat perbelanjaan.
Pulau Biawak merupakan salah satu dari gugusan pulau yang membentuk kepulauan Biawak. Pulau lainnya adalah Pulau Candikian dan Pulau Gosong. Kepulauan ini terletak sekitar 40 kilometer dari daratan utama Pulau Jawa dan secara administratif masuk ke dalam bagian Desa Pabean Ilir, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
Nama Pulau Biawak disematkan karena di pulau ini memang terdapat banyak biawak. Reptil yang bernama ilmiah Varanus salvator ini memang spesies yang dikenal banyak terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Berbeda dengan "sepupunya", Varanus komodoensis yang menghuni Pulau Komodo dan memiliki ukuran lebih besar. Selain bernama Pulau Biawak, pulau ini pun memiliki nama lain, yaitu Pulau Rakit, Pulau Menyawak, dan Pulau Bompys.
Pesona lain dari pulau seluas 120 hektare ini adalah panorama alamnya yang masih belum terjamah sehingga keindahannya sangat alami dan "perawan" dengan hutan mangrove yang menjadi benteng alami kepulauan ini. Hamparan pasir putih terhampar di sepanjang pantainya, disapu lembut oleh air laut pantai utara yang bening dan tenang, dan angin yang tenang menelisik dedaunan pohon nyiur membuat kedamaian seakan satu-satunya milik kepulauan ini.
Seolah tidak puas menyajikan kecantikan di darat, di bawah air pun Pulau Biawak memiliki terumbu karang yang hidup dan masih utuh, dihiasi ikan-ikan warna-warni yang "menari-nari" ke sana kemari. Karena itu, tak heran kalau wisatawan selalu tergoda untuk melakukan snorkeling dan diving untuk melihat dari dekat keindahan bawah air Pulau Biawak.
Selain Pulau Biawak, dua pulau lainnya --Pulau Gosong dan Candikian-- di kepulauan ini memiliki pesona yang tak jauh berbeda. Namun untuk Pulau Gosong sebenarnya agak patut disayangkan karena kini hanya berupa atol dan terumbu karangnya pernah mengalami kerusakan. Hal itu terjadi karena di tahun 1980-an, pulau ini dikeruk untuk membangun Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Exor I. Meski demikian, terumbu karangnya kini sudah mulai tumbuh kembali dan dipastikan akan pulih kembali bila dipelihara dan dijaga.
Di pulau ini terdapat mercusuar yang sudah berdiri sejak masa penjajahan Belanda. Kaum kolonial membangun mercusuar tersebut untuk mencegah kapal-kapal yang lewat kandas saat melewati gugusan Kepulauan biawak. Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik dan menjadi salah satu objek wisata menarik lainnya bagi para wisatawan.
Rute ke Pulau Biawak
Menuju ke Pulau biawak saat ini sudah relatif lebih mudah karena banyak operator travel yang menawarkan paket wisata ke kepulauan ini, sehingga Anda tidak perlu kerepotan memikirkan transportasi apa saja yang akan dipilih saat berwisata ke Pulau Biawak dan sekitarnya. Range harga yang ditawarkan operator-operator tersebut sekitar Rp 500.000 per orang, belum termasuk biaya tambahan pribadi untuk menyewa peralatan wisata selama berada di Pulau Biawak.
Sementara bila Anda hendak mengunjungi kepulauan ini seperti kaum backpacker, Anda bisa naik bus atau kereta dari kota asal yang menuju atau melewati Indramayu. Misalnya dari Jakarta, Anda bisa berangkat dari Terminal Pulogadung dengan menumpang bus Madona rute Jakarta-Cirebon lewat Indramayu, atau bus Bhineka rute Jakarta-Indramayu, dengan tarif sekitar Rp 40.000-Rp 60.000.
Sementara bila dari Bandung, Anda bisa naik bus jurusan Bandung-Indramayu dari Terminal Cicaheum dengan tarif sekitar Rp 50.000-Rp 65.000. Dari Kota Indramayu, Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan naik angkot ke Pelabuhan Karangasong Indramayu. Lalu, dilanjutkan dengan naik kapal penyeberangan ke Pulau Biawak.
Satu hal yang harus Anda perhatikan saat akan berwisata ke Kepulauan Biawak adalah membawa keperluan dan perbekalan seperti makanan dan obat-obatan secukupnya karena di kepulauan ini Anda akan susah untuk menemui tempat perbelanjaan.
0 komentar:
Post a Comment